Jumat, 11 Januari 2008

PTK

Kerjasama PMPTK - Lemlit UNP berakhir sukses

Baru-baru ini, Lembaga Penelitian UNP baru saja selesai menyelenggarakan Program Kerja sama dengan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK). Program tersebut berbentuk kepercayaan yang diberikan kepada Lemlit UNP untuk melatih para guru SD, SMP, SMA, dan SMK sebanyak 100 orang per tahun untuk kawasan Sumatra dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap setiap tahunnya per wilayah. Untuk kesempatan tahun ini, wilayah yang terpilih adalah Wilayah Sumatra Barat yang dipilih secara acak dan yang terpilih adalah wilayah Pesisir Selatan, Solok, Padang Panjang, dan Pariaman. Pada tahun kedua, direncanakan Lemlit UNP sudah dapat memperluas wilayah ke daerah tetangga, seperti Propvinsi Riau, Jambi, Bengkulu. Pada tahun ketiga diharapkan sudah menjangkau wilayah-wilayah lainnya yang masih belum dijangkau. Setelah penelitian selesai, para guru membuat laporan penelitian dan kemudian dialihkan menjadi sebuah artikel yang akan dimuat di dalam Jurnal Pendidikan yang ada di UNP.

Pelaksanaan program terdiri dari beberapa aktivitas yang secara kronologis adalah seperti berikut:

  1. Pelaksanaan Penataran dan Lokakarya PTK bagi guru-guru yang diselenggarakan selama 5 hari di Lembaga Penelitian UNP. Selama Penlok, para guru yang datang dari daerah diasramakan di UNP. Sebelum Penlok, para guru mempersiapkan sebuah permasalahan kelas/pembelajaran yang mereka bawa dari sekolah masing-masing. Di dalam Penlok, permasalahan tersebut diolah sedemikian rupa di dalam diskusi-diskusi sehingga dihasilkan sebuah proposal untuk masing-masing guru.

  2. Berdasarkan proposal yang telah mereka hasilkan, para guru melaksanakan PTK di sekolah masing-masing. Selama proses pelaksanaan PTK, para fasilitator terpilih dari Lembaga Penelitian UNP (secara periodik) melakukan kunjungan monitoring dan evaluasi. Pertemuan dipusatkan di ibukota kabupaten. Dalam pertemuan tersebut, para fasilitator menginven-tarisasi masalah-masalah dalam pelaksanaan penelitian yang selanjutnya akan dicarikan solusinya dalam kerja kelompok. Begitu dilakukan seterusnya sampai selesai penelitian dilaksanakan.

  3. Setelah penelitian selesai dilaksanakan, para guru dituntut membuat laporan penelitian. Sebelumnya, para guru diberi panduan penulisan laporan penelitian yang baku sesuai dengan baku yang dibuat oleh pihak PMPTK. Selama penulisan, para fasilitator sekali lagi melakukan kunjungan monitoring dan evaluasi untuk memantau sejauh mana mereka telah menulis laporan seperti yang diharapkan. Perbaikan dilakukan apabila di sana-sini ditemukan kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan. Pada saat semua laporan telah selesai ditulis, laporan dikirimkan kepada pereview/fasilitator untuk diperiksa dan kemudian dikembalikan kepada peneliti untuk diperbaiki sehingga menghasilkan sebuah laporan yang memenuhi kriteria laporan PTK.

  4. Langkah berikutnya yang harus dilakukan peneliti adalah mengalihkan laporan penelitian menjadi sebuah artikel untuk diterbitkan pada salah satu jurnal yang ada di UNP. Jurnal yang terpilih adalah jurnal SKOLAR yang telah terakreditasi yang dikelola oleh Pascasarjana UNP (Ketua Dewan Penyunting: Pak Anas Yasin). Selama penulisan artikel, para fasilitator sekali lagi melakukan kunjungan ke daerah untuk membimbing peneliti dalam mengalihkan laporan penelitian menjadi artikel tersebut (termasuk cara menulis abstrak yang baik, meringkaskan laporan menjadi artikel, dan menjelaskan pernik-pernik yang berkenaan dengan cara penulisan rujukan.

  5. Langkah berikutnya adalah menyeminarkan hasil penelitian. Semua guru berkumpul di UNP untuk menghadiri penyajian hasil penelitian 13 orang guru yang laporan penelitiannya terbaik (setelah diranking menurut nilai angka hasil koreksi para pereview). Dari 13 laporan penelitian telah terpilih satu hasil penelitian terbaik untuk disajikan di Ditjen PMPTK Jakarta.

  6. Pada tanggal 25 Desember, dari delapan wilayah di seluruh Indonesia, terpilih delapan orang peneliti untuk menyajikan hasil penelitian mereka. Penyaji dari Sumatra Barat telah dinilai terbaik nasional oleh para juri, walaupun semua penyaji diberi piagam dan hadiah lainnya.

Tindak lanjut untuk guru-guru yang tidak mungkin mendapat kesempatan melakukan penelitian dengan dana PMPTK adalah mengusahakan agar dana tersebut dapat dipikirkan oleh Dinas Pendidikan Nasional Sumatra Barat sehingga Penelitian dengan program yang serupa dapat dilaksanakan.

Pada penutupan seminar hasil penelitian di UNP, Pak Supardi dai Ditjen PMPTK sempat berkomentar bahwa lembaga yang paling tepat untuk membimbing dan melatih para guru untuk menulis karya ilmiah dan meneliti adalah LPTK (ex-IKIP) dengan alasan bahwa LPTK selalu melakukan penulisan karya ilmiah dan melakukan penelitian yang bernuansa pendidikan dan pengajaran (terutama penelitian kelas). Pelaksanaan program seperti ini tidak mungkin diserahkan kepada lembaga lain seperti universitas non-LPTK.

Para guru yang belum mendapatkan kesempatan meneliti dengan dana PMPTK menyatakan sangat berminat untuk ikut program tersebut, namun dana terbatas. Sebagian guru di daerah-daerah menyatakan sanggup mengikuti program dengan SWADANA apabila UNP mau melaksana-kannya. Namun setelah UNP menyebutkan satuan angka perkiraan yang mungkin untuk terwujudnya program tersebut, para guru "tidak bersuara" lagi. Ini berarti bahwa harapan mereka agar pihak terkait dapat membantu mereka dengan dana.

Diharapkan dengan program kerjasama UNP dan Ditjen PMPTK yang telah dilaksanakan, para guru yang masih "mencintai" golongan IV/a dapat menembus stagnasi kepangkatan mereka. SEMOGA!

Prof. Dr. Anas Yasin, MA.
Ketua Lembaga Penelitian UNP
http://www.geocities.com/ay178/ay03.html

Tidak ada komentar: